Intro...
Pada episode sebelumnya, usaha pembunuhan utusan Ming, Oh
Jang Hyun, dilakukan oleh Park Tae Soo,
Kang Sun Ho, Ok Nyeo, dan Joo Cheol Gi, namun utusan tersebut gagal dihabisi
karena dihalangi Yoon Tae Won, meski Ok Nyeo berhasil menjalankan misinya
mendapatkan surat Kerajaan Ming tersebut.
Kisah the Flower in Prison Episode 7
Pagi itu, para pengawal sibuk membersihkan sisa-sisa
kekacauan semalam. Titik-titik api masih terlihat di beberapa tempat. Saat
bersiap-siap, Yoon Tae Won melihat Ok Nyeo dan menanyakan kabarnya. Tiba-tiba
ia melihat lengan baju Ok Nyeo berdarah, menunjukkan kalau gadis itu terluka.
Tae Won melihat kalau luka itu seperti bekas tebasan
pedang. Namun, Ok Nyeo berkilah kalau ia tidak sadar kapan ia mendapatkan luka
itu karena kacaunya suasana pada malam itu. Meski Ok Nyeo berusaha mengelak dan
mengatakan ia baik-baik saja, Tae Won memutuskan membalut lukanya.
Saat Tae Won membalut lukanya, Ok Nyeo memandangi wajah
pemuda. Sepertinya ia menyukai pemuda itu. Ia memandanginya hingga Tae Won mengejutkannya,
“Apa yang kamu lihat?” Tanya Tae Won sambil terus memberikan obat
dan membalut luka Ok Nyeo.
Ok Nyeo hanya melengos sambil pura-pura melihat ke arah
lain. Namun, ia kembali memandangi pemuda itu. Setelah lukanya dibalut, kini
giliran Tae Won yang memandangi wajah Ok Nyeo....
Scene ini adalah salah
satu favorit saya di episode ini.
Tanpa sadar, keduanya
mulai merasakan sesuatu yang berbeda.
Setuju nggak....?
Saya suka.... saya
suka....
***
Utusan Minggu Oh Jang Hyun telah kembali ke baraknya. Di
sana ada Tae Won. Pemuda itu bertanya
siapa yang dicurigai utusan Ming itu sebagai pelaku penyerangan semalam. Oh
Jang Hyun hanya curiga pada dua orang. Yang pertama adalah Jin Pil Ho, seorang
Joseon yang juga bekerja untuk Ming. Jin Pil Ho kerap mengkritik kebijakannya
sebagai Kepala Kasim di Ming.
Kemungkinan kedua adalah Yoon Won Hyung. Tae Won kaget
mendengar nama pria paling berkuasa di Joseon itu sebagai orang dicurigai
menginginkan Oh Jang Hyun mati. Utusan Ming itu bercerita kalau ia memiliki
bukti bahwa Tuan Yoon terlibat dalam upaya meracuni Raja Joseon sebelumnya.
Namun, Tae Won menepis kemungkinan itu.
***
Kembali
ke Hanyang....
Chun
Doong sedang ‘beraksi di pasar’. Ia mendapatkan kantong uang dari seorang
wanita. Di dalamnya terdapat sepasang
cincin giok yang sama dengan cincin Ok Nyeo. Chun Dong berencana menggunakan uang dan cincin yang ia
dapatkan untuk menyuap Bendahara Ji agar mengeluarkan seorang temannya dari
Jeonokseo.
Bendahara Ji kaget melihat cincin tersebut dan menuduh
Chun Doong mencurinya dari Ok Nyeo. Namun, Chun Doong memang tidak
melakukannya.
***
Pada saat yang sama di Istana....
Ibu Suri dan Jung Nan Jung sedang minum kopi bersama. Ibu
Suri mendapat kabar bahwa masih ada satu orang pelayan Istana Dongungjeon yang
masih hidup, dan meminta Jung Nan Jung membereskannya.
Jung Nan Jung mulai
pasang jurus.....
Dengan wajah sedih (disedih-sedihkan
kaleee.....), ia menyampaikan bahwa putrinya Shin Hye akan segera menikah.
Namun, ia merasa sedih karena statusnya sebagai selir, maka Shin Hye tidaklah
lebih dari anak haram.
Ibu Suri mengatakan bahwa istri sah Tuan Yoon masih ada
dan baik-baik saja. Kecuali jika istri Tuan Yoon mati, maka bermimpi menjadi
istri sah Tuan Yoon adalah keserakahan yang ekstrim.
Begitu keluar dari ruangan Ibu Suri, Jung Nan Jung
menunjukkan wajah sadisnya. Sesuatu
terlintas di benaknya. Ia harus menjadi istri sah Tuan Yoon. Ia pun
memanggil Min Dong Joo dan memintanya menyuap seorang pelayan di Anguk-Dong.
Saya curiga....
Jangan-jangan orang
yang di Anguk-Dong itu adalah istri sah Tuan Yoon.
***
Pejalanan
ke Yanjing pun dilanjutkan....
Rombongan kini harus melewati gurun tandus. Angin kencang
membuat rombongan harus berusaha keras menjaga mata dan hidung mereka dari
pasir yang beterbangan.
Satu lagi adegan
favorit saya dimulai....
Yoon Tae Won mencari Ok Nyeo di barisan belakang. Ia
menyarungkan syal miliknya pada gadis itu, meski Ok Nyeo berkata ia baik-baik
saja. Tapi, memang dasar Tae Won, begitu kembali ke barisan depan, dengan
santai ia menarik syal milik Do Chi....meski pemuda itu protes, he,he,he. Di barisan belakang, Ok Nyeo
tersenyum mengingat apa yang telah dilakukan Tae Won padanya.
***
Rombongan tiba di kota terakhir sebelum memasuki
Yanjing....
Tae Won dan Oh Jang Hyun kembali minum teh bersama.
Utusan Ming itu menilai bahwa sebenarnya Yoon Tae Won adalah orang yang
berpendidikan. Ia bertanya mengapa Tae Won memilih hidup sebagai seorang
berandalan.
Satu rahasia lagi
tersingkap.....
Ternyata ia menjadi berandalan untuk menghilangkan sebuah
luka yang mendalam. Ia dan ibunya telah ditnggalkan secara kejam oleh orang
yang mereka percayai. Ia bekerja di organisasi pedagang untuk mendapatkan
banyak uang, sehingga ia bisa balas dendam.
Satu nama terlintas di benak saya....
Ternyata Oh Jang Hyun juga memiliki alasan yang sama
sehinga ia memilih bekerja sebagai Kepala Kasim di Ming.
***
Utusan Ming dan Rombongan Saudagar menginap di sebuah
penginapan yang mewah. Kedua rombongan itu menyewa seluruh kamar yang tersedia,
sehingga rombongan mata-mata tidak mendapatkan kamar. Keempat mata-mata
tersebut bertemu, dan Ok Nyeo menyampaikan bahwa penginapan itu dijaga ketat
oleh tentara di semua sudut. Hampir mustahil untuk menyelinap masuk ke kamar
utusan.
Tapi ini adalah peluang terakhir mereka....
Jika mereka tidak menyelesaikannya malam ini, berarti
mereka gagal...
Ini adalah kota terakhir sebelum rombongan tiba di
Yanjing....
Mereka pun mendiskusikan rencana berikutnya sambil
mempelajari struktur penginapan itu. Saat itu, tiba-tiba Do Chi melihat Kang
Sun Ho yang saat itu berada di kafe penginapan. Ia mengenalinya sebagai Kepala Biro Kriminal. Do Chi dan Tae Won
bergegas menemui orang-orang Joseon tersebut.
Berkat kemurahan hati Do Chi yang memberikan jatah
kamarnya untuk orang-orang Joseon itu, rombongan mata-mata pun akhirnya
mendapatkan kamar.
***
Malam harinya....
Tim
mata-mata akan menjalankan skenario terakhirnya...
Park Tae Soo membagi tugas, Kang Sun Ho dan Joo Cheol Gi
bertugas mengalihkan perhatian para penjaga. Ia akan menyelinap masuk ke kamar
Oh Jang Hyun dan membunuhnya. Sementara itu, Ok Nyeo bertugas masuk ke kamar
penerjemah utusan dan membunuhnya.
Misipun
dilaksanakan....
Park Tae Soo berhasil masuk ke kamar Oh Jang Hyun. Utusan
Ming itu tidak bisa memberikan perlawanan yang berarti. Ia sempat mengatakan
bahwa pasti pembunuh tersebut diutus oleh Yoon Won Hyung. Park Tae Soo tidak
punya waktu untuk berdebat.
Misinya pun selesai.... Oh Jang Hyun tersungkur dan
tewas.
Sebelum tewas, ia masih sempat berkata, “Aku tidak mengkhianati Joseon, Yoon Won
Hyung-lah yang pengkhianat.”
Sialnya....
Ok Nyeo justru dicegat Yoon Tae Won. Pemuda itu
menodongkan pedang dan bertanya, “Siapa
kamu?” Keduanya terlibat
perkelahian. Namun, entah karena kaget bertemu Tae Won sebagai lawannya, atau
karena beladiri Tae Won memang lebih hebat darinya, Ok Nyeo kalah dan jatuh
terduduk. Tae Won penasaran ingin mengetahui wajah pembunuh yang ditutupi
tersebut.
Dan.........
Penutup wajah itupun terlepas.....
Bayangkan betapa kagetnya Yoon Tae Won melihat wajah di
balik penutup itu. Ok Nyeo. Pemuda itu bertanya, “Siapa kamu sebenarnya? Apa kamu bersama orang-orang Joseon itu berusaha
membunuh utusan Ming itu?”
Ok Nyeo tidak berkata apa-apa... Ia tidak menjawab
pertanyaan Tae Won, dan hanya berkata, “Tidak
ada yang bisa kukatakan. Bunuh saja
aku...” Gadis itu menunduk dan pasrah kalaupun Tae Won akan membunuhnya.
Ya.... menyingkap
identitas adalah pantangan bagi mata-mata. Ok Nyeo tahu benar hal itu.
Tiba-tiba seseorang memukul Tae Won dari belakang. Dia
adalah Atai, teman Park Tae Soo. Pemuda itu jatuh dan pingsan. Saat Atai hendak
membunuhnya, Ok Nyeo melarangnya. Atai menyuruh Ok Nyeo ke titik pertemuan yang
sudah disepakati. Teman-temannya sudah pergi.
***
Di titik
pertemuan,,,,
Ucapan Utusan Ming sebelum tewas bahwa ia tidak
mengkhianati Joseon dan Yoon Won Hyung-lah yang berkhianat kembali terngiang di telinga Park Tae Soo. Orang tua itu mulai meragukan
siapa yang memberi misi itu.
Ia mulai merasakan
gelagat kalau dirinya sudah diperalat seseorang....
Ia menanyakan siapa yang memberi misi itu kepada Kang Sun
Ho. Namun, ia tidak mendapatkan jawabannya. Mereka
adalah mata-mata. Mereka tidak pernah bertanya siapa yang memberi misi, dan
mengapa misi itu dilakukan. Park Tae Soo juga meminta surat yang didapatkan
Ok Nyeo pada Kang Sun Ho. Namun, Kepala Biro Kriminal itu menolaknya, dan
mereka mulai adu mulut.
Tiba-tiba....
Joo Cheol Gi datang dan menusuk Park Tae Soo dari
belakang. Pria itu tersungkur. Joo Cheol Gi mengatakan bahwa Tuan Yoon
menyuruhnya melakukan itu. Memang, Tuan Yoon sebelumnya memberikan misi rahasia
bagi Kang Sun Ho untuk membunuh Park Tae Soo begitu misi mereka selesai.
Namun, Kang Sun Ho sangat mengagumi dan menghormati Park
Tae Soo. Ia ragu melakukannya. Tuan Yoon menyadari itu. Ia pun menyuruh Joo
Cheol Gi untuk antisipasi. Park Tae Soo tersungkur. Kang Sun Ho sangat kaget.
Namun, Joo Cheol Gi bersikeras agar mereka meninggalkan tempat itu. Jika tidak,
mereka akan tertangkap.
Ok Nyeo tiba di titik pertemuan. Ia melihat gurunya, Park
Tae Soo, tergeletak di tanah. Gadis itu kaget dan berusaha menolong dan
menyelematkan nyawa gurunya. Namun, ia hanya bisa menghentikan pendarahannya.
Park Tae Soo sadar bahwa dirinya sekarat. Ia menyampaikan pesan terakhirnya.
Ok Nyeo....
Akut takut akan mati
sebelum sempat bertemu kamu. Yoon Won Hyung. Dia yang memberi perintah. Ini
sudah direncanakan sejak awal. Yoon Won
Hyung dan aku berselisih beberapa tahun lalu. Dia mengubahku menjadi seorang
pengkhianat dan memenjarakanku di sel bawah tanah Jeonokseo. Semua itu karena
dia.
Saat Ok Nyeo hendak mencari obat untuk menolongnya, Park
Tae Soo melarangnya. Dia sekarat.
“Ok Nyeo, aku butuh
bantuan mu. Jika kamu kembali ke Joseon,
tolong cari cucuku.” Pria itu mengeluarkan sebuah kantong dari jubahnya. “Berikan ini padanya. Kamu harus pergi.” Ok
Nyeo menolak. “Jika kamu selamat, berhentilah menjadi mata-mata. Sekarang
pergilah...”
Meski awalnya tidak mau dan tidak tega meninggalkan
gurunya. Akhirnya Ok Nyeo harus pergi... Jika tidak, ia akan tertangkap.
***
Di satu tampat terpisah, Kang Sun Ho bersikeras untuk menunggu Ok Nyeo sebelum mereka pulang. Namun, Joo Cheol Gi mendesak agar mereka segera pergi. Ia yakin Ok Nyeo bisa menyelamatkan diri sendiri. Mereka pun berangkat ke Hanyang.
***
Pagi
harinya....
Saat Tae Won tersadar, ia sedang ditodong tombak oleh
beberapa orang pengawal Ming. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi. Ia
bergabung dengan beberapa orang rombongan pedagang yang ikut bersamanya. Salah
satu rombongan utusan Ming yang ikut bersamanya mengatakan bahwa mereka tidak
bisa melanjutkan perjalan lagi setelah Kepala Kasim tewas.
Tae Won merasa dunianya runtuh. Harapannya untuk
berdagang dengan Ming musnah. Kesempatan terbaik dalam hidupnya akan terbuang
sia-sia. Ia mengingat kejadian semalam. Tae Won mulai menyadari tujuan Ok Nyeo
yang sesungguhnya bergabung ke organisasi mereka. Ia tidak lagi melihat Ok Nyeo
pagi itu. Entah kemana menghilangnya
gadis itu.
Namun, ia tidak membiarkan dirinya gagal. Meski Do Chi
bersikeras agar mereka kembali ke Hanyang, Tae Won tetap bersikukuh untuk
melanjutkan perjalanan ke Yanjing. Ia akan menemui Jin Pil Ho.
Tae Won sedang
menyusun rencana...
***
Ok Nyeo berjalan lunglai....
Ia sendirian.... berjalan sambil menangis...
Ia merasa hancur.....
Guru yang sudah dianggap seperti ayahnya sendiri telah
tewas...
Ia
mengingat semua kenangan pertemuannya bersama gurunya...
Kini, semuanya sudah berlalu.....
Sementara
itu, Kang Sun Ho dan Joo Cheol Gi kembali lebih cepat dengan menunggangi kuda.
***
Tuan Yoon sangat senang menerima laporan dari Kang Sun
Ho. Mereka berhasil, termasuk misi rahasia yang ia titipkan ke Joo Cheol Gi
tanpa sepengetahuan Ibu Suri. Tuan Yoon melapor ke Ibu Suri, dan memberitahu
bahwa Park Tae Soo tidak berhasil selamat dalam misi tersebut.
Ibu Suri sangat
terpukul....
Ia tidak percaya mengapa semua orang selamat selain Park
Tae Soo. Ia mulai mencurigai sesuatu. Tanpa sepengetahuan Tuan Yoon, ia
menyuruh pengawalnya, Ki Choon Soo, menyelidiki apa yang terjadi.
***
Dua bulan setelah kematian Park Tae Soo, Ok Nyeo tiba
kembali di Hanyang...
Wajahnya pucat dan kuyu...
Tuan Yoon menyadari bahwa Ibu Suri mulai mencurigai
dirinya. Ya.... Iya butuh kambing hitam yang akan dituduh sebagai pembunuh Park
Tae Soo. Ya, kambing hitam itu adalah Ok Nyeo.
Apa pedulinya...?
Gadis itu bukan apa-apa...
Meski Kang Sun Ho awalnya keberatan. Ia tidak berani
membantah. Tuan Yoon memerintahkan agar Ok Nyeo ditangkap, dengan tuduhan telah
menyebabkan kematian Park Tae Soo.
Ok Nyeo mendapati dirinya dibawa Biro Kepolisian. Gadis
itu sangat terkejut karena tidak merasa melakukan kesalahan. Kang Sun Ho hanya mengamati dengan wajah
sedih dari kejauhan.
***
Tuan Gong merasakan dunianya hancur setelah mendapat
kabar dari Huang Gyo Ha bahwa Kepala Kasim itu tewas. Harapannya terhadap Yoon
Tae Won sudah sirna. Bisnisnya akan hancur. Tabungan seumur hidup yang ia
pertaruhkan pada bisnis itu akan terbuang sia-sia.
***
Ok Nyeo ditahan di Kantor Distrik Ibukota. Ia tidak tahu
mengapa ia disuruh mengaku sebagai pembunuh gurunya, Park Tae Soo. Kang Sun Ho
datang mengunjungi Ok Nyeo. Ia menyuruh Ok Nyeo agar mengakui semuanya, agar ia
bisa hidup.
Tentu saja, Ok Nyeo tidak akan mau mengakui telah
membunuh orang yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri. Gadis itu tahu
siapa yang menyuruh membunuh gurunya. Lalu,
mengapa ia harus menjadi tersangka dan ditahan?
Namun, Kang Sun Ho menyatakan bahwa itulah tugas mata-mata.
Terkadang, mereka harus terlibat dalam intrik politik. Mereka harus mengakui
sesuatu yang tidak mereka lakukan. Ia meyakinkan Ok Nyeo bahwa ia akan
melakukan apapun agar Ok Nyeo tetap hidup. Ia juga menegaskan agar jangan
sekali-kali gadis itu menyebut nama Tuan Yoon. Atau, ia akan dibunuh...
Closing
Episode ini sangat tragis....
Jadi, saya tidak akan banyak berkomentar
saudara-saudara....
- Bagaimana nasib Ok Nyeo selanjutnya? Apakah ia akan selamat dari eksekusi karena telah dituduh membunuh Park Tae Soo?
- Bagaimana dengan misi dagang Yoon Tae Won? Apakah ia akan berhasil setelah kematian Kepala Kasim atau justru pulang dengan tangan hampa?
Nantikan kisah selanjutnya di the Flower in Prison Episode 8
No comments:
Post a Comment