Yoon Tae Won telah ditunggu oleh teman-temannya, terutama Do Chi
(diperankan oleh Kim Hyung Beom) di luar Jeonokseo. Do Chi menanyakan tentang
Kang Man Bo kepada Tae Won. Setelah membereskan Man Bo, mereka berencana akan
menguasai Pasar Chilpae dan Dermaga Samgae. Langkah pertama yang mereka ambil
adalah menyerang kelompok preman yang kini menguasai Pasar Chilpae.
(Yups..... kehidupan organisasi
pedagang pada era Dinasti Joseon tersebut sepertinya sangat bergantung kepada
penguasaan modal dan kemampuan menguasai preman di pasar. Banyak organisasi yang hidup dari izin pertokoan
yang dipungut secara illegal. Tidak heran, kebiasaan suap-menyuap dan
premanisme sangat mempengaruhi kemampuan organisasi pedagang untuk bertahan.)
Note: Ternyata Tae Won jago bela
diri lho............ jadi, wajar saja jika ia berani menghadapi para preman di Pasar
Chilpae....
Pada saat yang sama, Penjara Jeonokseo sedang heboh karena Kang Man Bo
ditemukan tidak bisa berbicara dan tidak bisa mengenali orang. So, Tae Won
sebenarnya tidak membunuh Man Bo, melainkan hanya melumpuhkannya.
(Saya juga curiga, jangan-jangan ini
adalah hasil kesepakatan dirinya dengan Ok Nyeo. Tae Won ingin melumpuhkan Man
Bo agar bisa menguasai Dermaga Samgae yang selama ini dikuasai kepala penjahat
itu. Di sisi lain, Ok Nyeo ingin menyelamatkan ayah angkatnya, Bendahara Ji
dari hutang). Ha.ha.ha... yang kasihan justru Jung Dae Shik... Ia takut
disalahkan atas kondisi Man Bo. pasalnya, ia memukuli pria itu hingga babak
belur pada malam sebelumnya.
Ternyata, kecurigaan saya juga dirasakan oleh Bendahara Ji. Ia mengingat
bahwa Ok Nyeo-lah yang menyusun skenario memindahkan Tae Won ke sel tersebut. Ketika
ia menanyakan apa yang direncanakan Ok Nyeo bersama Tae Won, gadis muda itu
hanya melengos tidak tau dan mengancam tidak akan membantu ayah angkatnya kelak
jika ia berjudi lagi.
Malam harinya......
Do Chi membawa Tae Won ke Sosoru untuk menemui Kepala Pedagang tempatnya
bekerja. Ia berencana meminta agar kepala pedagang memperbolehkan Tae Won
bergabung dengan organisasi mereka. Meski tampak acuh, kepala pedagang Gong Jae
Myung (diperankan oleh Lee Hee Do) sepertinya tertarik dengan Tae Won. Ia tidak
berkata menerima atau tidak, namun pria tua itu memberikan Do Chi tanggung
jawab mengurus kargo di Dermaga Samgae. Do Chi mengartikan bahwa Tuan Gong
sudah menerima Tae Won, karena selama ini ia sendiri tidak pernah diberi
tanggung jawab seperti itu.
(Adegan lucu: Saat Do Chi membawa
Tae Won ke Sosoru, pemuda itu memasang wajah bengong, seperti tidak tahu. Padahal,,,,,
saya yakin kalau Tae Won sebenarnya sangat akrab dengan Bar Kisaeng
itu....he,he,he. Kita lihat saja pada episode-episode berikutnya nanti
pemirsa...............!)
Pada saat yang sama, Ok Nyeo diminta menukar seorang tahanan dengan orang
lain. Tidak disangka kalau wanita pengganti tahanan tersebut adalah ibu
Ggaedong, wanita yang dulu membantu kelahiran Ok Nyeo. Alhasil.... Ok Nyeo
akhirnya tahu bahwa ibunya sebenarnya bukanlah seorang tahanan Jeonokseo, dan
ibunya sebenarnya ditemukan Bendahara Ji pingsan di depan Ok Nyeo.
Fakta:
Selama ini, Ok Nyeo hanya tahu
bahwa ibunya adalah seorang tahanan yang meninggal setelah melahirkannya. Bendahara
Ji merahasiakan kebenarannya selama ini.
Sambil menangis, Ok Nyeo membangunkan Bendahara Ji dan mendesaknya untuk
menceritakan kebenarannya. Karena tidak bisa mengelak lagi, akhirnya pria tua
itu menceritakan yang sesungguhnya. Ia juga memberikan sepasang cincin giok
yang dulu ditinggalkan si ibu. (Namun, Bendahara
Ji masih merahasiakan perihal jepit rambut yang ditinggalkan ibu Ok Nyeo).
Ok Nyeo benar-benar syok dan berduka mendengar kenyataan bahwa ibunya ternyata
ditikam seseorang dan pingsan di depan Jeonokseo. Ia juga sangat sedih
mengetahui bahwa tidak ada makam ibu yang bisa ia datangi, karena ibunya tidak
dikubur. Berbekal sepasang cincin giok tersebut, ia mulai bertekad untuk
mencari identitasnya.
Scene berikutnya...........
Tae Won dan Do Chi mulai bekerja di Dermaga Samgae. Ia mendapatkan
informasi dari Do Chi tentang peluang penghasilan yang bisa mereka dapatkan
dari aktivitas bongkar-muat di dermaga tersebut. Namun,,,, sepertinya Tae Won punya rencana sendiri.... “Itu tidak cukup untuk
membeli minuman di Sosoru, bukan? Tunggu saja, aku akan membuatmu kaya,”
ungkapnya kepada Do Chi, dan Do Chi hanya bengong tak mengerti.
Entah apa yang direncanakan Tae Won. Suatu hari ia menemui Hwang Gyo Ha
(diperankan oleh Oh Na Ra). Gyo Ha adalah pemimpin di Sosoru. (Nah....... benarkan.... Tae Won tidak asing
dengan Sosoru?) Pemuda itu meminta Gyo Ha membantu mempertemukannya dengan
Oh Dal Joong, seorang pejabat di Divisi Kebijakan Harga. Ia meminta bertemu Oh
Dal Joong. Entah apa yang dikatakannya, namun pejabat tersebut justru marah dan
menampar Tae Won.... he,he,he.... kasian
banget bro....
Malam itu...........
Dalam rangka memperingati hari Ke-5 bulan Mei, Raja mengirimkan makanan ke
Jeonokseo. Maklum, selama ini para tahanan hanya mendapatkan ransum alakadarnya
dan pas-pasan. Makanan yang dikirim raja memberikan kebahagiaan bagi semuanya. Seperti
biasa, Ok Nyeo mengantarkan makanan ke setiap sel...
Entah kenapa, perhatiannya tertuju pada sebuah ruangan yang selama ini
belum pernah ia masuki. Bahkan, Bendahara Ji, ayah angkatnya, juga tidak tahu
itu ruangan apa. Ia penasaran karena melihat kunci ruangan itu terbuka. Perlahan,
ia masuk dan sangat terkejut karena menemukan ternyata di sana terdapat sel
bawah tanah.
Semakin
penasaran..........
Ok Nyeo masuk secara perlahan-lahan. Ia menelusuri lorong panjang yang gelap
dan lembab. Berbekal sebuah lampu kecil, ia terus masuk. Ok Nyeo benar-benar
kaget karena di dalam sel bawah tanah ternyata terdapat seorang pria tua yang
sedang mengerang kesakitan. Rambutnya awut-awutan, dan wajahnya nyaris tidak
terlihat.
Melihat pria itu kesakitan, Ok Nyeo tidak berfikir panjang. Ia berlari ke
atas dan menuju dapur penjara. Ia mengambil air panas dan garam, dan kemudian
kembali ke sel bawah tanah. Ia hanya berfikir, air hangat dan garam akan
membuat tahanan tersebut muntah, sehingga ia akan merasa lebih baik. Dan benar
saja,,,, setelah memberikan air dan garam beberapa kali secara bergantian,
akhirnya pria tua itu muntah.
Esok harinya....
Ok Nyeo melihat Ketua Jung Dae Shik dan Opsir Lee masuk ke ruang rahasia
tersebut. Ia mendengar percakapan mereka, bahwa pria tua di sel bawah tanah
tersebut bernama Park Tae Soo (diperankan oleh Jun Kwang Ryul), dan telah
ditahan selama 20 tahun, sejak tahun 1534. Di dorong rasa penasaran, Ok Nyeo
ingin tahu lebih lanjut siapa tahanan tersebut sebenarnya.
Malam harinya, ia menyelinap ke perpustakaan Jeonokseo untuk melihat arsip
tentang setiap tahanan. Ia menemukan bahwa Park Tae Soo adalah seorang
mata-mata. Esok harinya, ia bertanya kepada gurunya Lee Ji Ham tentang apa itu
mata-mata. Sebuah rencana muncul di
benaknya
Gadis muda yang cerdas dan licik ini berniat untuk mencuri kunci ruang
rahasia itu dari Opsir Lee. (Aha.....
keahlian mencuri dari Chun Doong sepertinya sangat berguna di sini). Ok Nyeo
pura-pura menabrak Opsir Lee (padahal
sengaja.........he,he,he) dan berhasil mencuri kunci ruang rahasia
tersebut. Kemudian, gadis itu meminta seorang tahanan untuk membuat duplikasi
kunci tersebut. Selamat...
Berbekal kunci duplikat, Ok Nyeo kini bisa keluar-masuk sel bawah tanah
secara bebas. Meski awalnya merasa takut dan pria tua itu mengusirnya, Ok Nyeo
bertekad untuk meminta agar Park Tae Soo mengajarinya bela diri. (ha,ha,ha.... strategi ‘suap’ dengan makanan
dan anggur beraspun ia jalankan).
Park Tae Soo akhirnya bersedia untuk mengajari Ok Nyeo setelah ia mendengar
kisah tentang kematian ibu Ok Nyeo di depan Jeonokseo. Ok Nyeo juga bercerita
tentang cita-citanya untuk bekerja di Biro Kepolisian agar ia bisa menyingkap
rahasia siapa ibunya, siapa ayahnya, mengapa ibunya ditikam, dan siapa yang
menikamnya.
Park Tae Soo sebenarnya sudah merasa kalau hidupya sia-sia. Namun, Ok Nyeo
telah membangkitkan semangatnya kembali. Daripada menjalani masa tua sia-sia,
ia akan mengajari Ok Nyeo. Syaratnya, Ok Nyeo harus mencari tahu terlebih
dahulu tentang nasib anak, menantu, dan cucunya setelah ia masuk ke Penjara
Jeonokseo.
Sekali lagi, Chun Doong menjadi andalan Ok Nyeo untuk menyelidiki keluarga
Park Tae Soo, khususnya keberadaan anaknya Park Jung Gook. Chun Doong berhasil,
meski cerita yang ia dapatkan sangat menyedihkan. Putranya, Park Jung Gook,
meninggal 1 tahun setelah Park Taeo Soo masuk ke Jeonokseo, dan menantunya
bunuh diri setelah itu. Sementara itu, cucunya yang saat itu berusia 4 tahun
menjadi budak, dan Chun Doong belum menemukan keberadaannya.
Scene berikutnya.....
Entah apa yang ada di fikiran Jung Dae Shik... Ia mengatur strategi untuk ‘menjilat’
pada Tuan Yoon. Mungkin tujuannya adalah untuk mengabadikan posisinya sebagai
Kepala Jeonokseo. Ia mengadakan pertemuan dengan Tuan Yoon di Sosoru dan
memberinya hadiah. Namun, karena hadiah itu dirasa belum cukup, Tuan Yoon tidak
memberikan reaksi yang memuaskan.
Jung Dae Shik akhirnya memutuskan untuk menceritakan tentang rahasia di sel
bawah tanah Jeonokseo. Tuan Yoon sangat kaget mendengar kalau di sana Park Tae
Soo. Menurut sepengetahuannya, pria itu telah dieksekusi 20 tahun lalu dengan
tuduhan pengkhianatan. Entah siapa yang membuatnya
tidak di-eksekusi....? Ia pun mengunjungi Park Tae Soo di sel bawah tanah. Aroma
permusuhan terlihat sangat jelas di antara keduanya.
Rahasia tentang siapa yang
mencegah eksekusi Park Tae Soo akhirnya terungkap...
Tuan Yoon menemui Ibu Suri dan menceritakan tentang Park Tae Soo. Ia meminta
agar pria tua itu dieksekusi segera karena dapat menimbulkan permasalahan di
masa mendatang. Reaksi Ibu Suri sangat tidak bisa diperkirakan. Ia justru marah
dan mengancam Tuan Yoon, jika sesuatu terjadi pada Park Tae Soo, maka Tuan Yoon
adalah orang pertama yang akan ia tuduh.
Ternyata, Ibu Suri-lah yang mencegah eksekusi Park Tae Soo. Entah kenapa,
tiba-tiba Ibu Suri mengunjungi sel bawah tanah tersebut. Namun, ia tidak
menemui Park Tae Soo secara langsung, apalagi berbicara. Setelah mengamati
sejenak dari jauh, ia pun pergi..
Scene terakhir...
Meski bersedih mendengar hasil penemuan Ok Nyeo tentang anak, menantu, dan
cucunya, Park Tae Soo menepati janjinya untuk mengajari Ok Nyeo. Ia mengajari
gadis itu Bahasa Ming, mengenali titik-titik serang pada tubuh, mengenali racun
dan meramu racun sebagai salah satu senjata untuk menaklukkan musuh. Ia meminta
Ok Nyeo melatih ototnya dengan menuruni Gunung Ming setiap hari dengan membawa
beban pasir.
Ok Nyeo menjalaninya dengan tekun. Ia melatih otot naik-turun gunung sambil
belajar dan mempraktekkan Bahasa Ming......
Trivia:
Saya sempat tertawa cekikian ketika menonton scene saat
Ok Nyeo ingin bertanya kepada Lee Ji Ham tentang apa itu mata-mata. Dialognya kira-kira
seperti ini:
Ok Nyeo: Guru, kudengar sidangmu sudah dekat
Lee Ji Ham: Mungkin aku akan bebas besok
Ok Nyeo: Apa gunanya bebas jika kamu akan kembali lagi ke sini...?
Lee Ji Ham: Kamu masuk toilet hari
ini karena tahu besok kamu akan masuk toilet lagi
Ha.ha,ha.... tidak salah kan kalau
saya mengatakan Lee Ji Ham adalah tahanan tetap Jeonokseo? Ia akan masuk lagi
tidak lama setelah ia keluar. Bukan karena melakukan kejahatan, tapi karena
hal-hal kecil yang aneh....
Closing:
Nah... setelah menonton episode 3, saya merasa kalau drama Korea The Fower
in Prison semakin menarik. Selain 3 pertanyaan pada Episode
2, pertanyaan yang masih mengganjal bagi saya di episode ini adalah:
- Bagaimana kelanjutannya? Apakah Ok Nyeo akan lolos seleksi di Biro Kepolisian untuk mewujudkan cita-citanya?
- Apa yang terjadi antara Tuan Yoon dan Park Tae Soo di masa lalu?
- Mengapa Ibu Suri mencegah eksekusi Park Tae Soo? Apa hubungan keduanya?
Simak terus ceritanya pada Review
Drama Korea the Flower in Prison Episode 4
No comments:
Post a Comment