Review Drama Korea The Flower in Prison – Episode 3



Yoon Tae Won telah ditunggu oleh teman-temannya, terutama Do Chi (diperankan oleh Kim Hyung Beom) di luar Jeonokseo. Do Chi menanyakan tentang Kang Man Bo kepada Tae Won. Setelah membereskan Man Bo, mereka berencana akan menguasai Pasar Chilpae dan Dermaga Samgae. Langkah pertama yang mereka ambil adalah menyerang kelompok preman yang kini menguasai Pasar Chilpae.


(Yups..... kehidupan organisasi pedagang pada era Dinasti Joseon tersebut sepertinya sangat bergantung kepada penguasaan modal dan kemampuan menguasai preman di pasar.  Banyak organisasi yang hidup dari izin pertokoan yang dipungut secara illegal. Tidak heran, kebiasaan suap-menyuap dan premanisme sangat mempengaruhi kemampuan organisasi pedagang untuk bertahan.) 

Note: Ternyata Tae Won jago bela diri lho............ jadi, wajar saja jika ia berani menghadapi para preman di Pasar Chilpae....

Pada saat yang sama, Penjara Jeonokseo sedang heboh karena Kang Man Bo ditemukan tidak bisa berbicara dan tidak bisa mengenali orang. So, Tae Won sebenarnya tidak membunuh Man Bo, melainkan hanya melumpuhkannya. 

(Saya juga curiga, jangan-jangan ini adalah hasil kesepakatan dirinya dengan Ok Nyeo. Tae Won ingin melumpuhkan Man Bo agar bisa menguasai Dermaga Samgae yang selama ini dikuasai kepala penjahat itu. Di sisi lain, Ok Nyeo ingin menyelamatkan ayah angkatnya, Bendahara Ji dari hutang). Ha.ha.ha... yang kasihan justru Jung Dae Shik... Ia takut disalahkan atas kondisi Man Bo. pasalnya, ia memukuli pria itu hingga babak belur pada malam sebelumnya.


Ternyata, kecurigaan saya juga dirasakan oleh Bendahara Ji. Ia mengingat bahwa Ok Nyeo-lah yang menyusun skenario memindahkan Tae Won ke sel tersebut. Ketika ia menanyakan apa yang direncanakan Ok Nyeo bersama Tae Won, gadis muda itu hanya melengos tidak tau dan mengancam tidak akan membantu ayah angkatnya kelak jika ia berjudi lagi.

Malam harinya......

Do Chi membawa Tae Won ke Sosoru untuk menemui Kepala Pedagang tempatnya bekerja. Ia berencana meminta agar kepala pedagang memperbolehkan Tae Won bergabung dengan organisasi mereka. Meski tampak acuh, kepala pedagang Gong Jae Myung (diperankan oleh Lee Hee Do) sepertinya tertarik dengan Tae Won. Ia tidak berkata menerima atau tidak, namun pria tua itu memberikan Do Chi tanggung jawab mengurus kargo di Dermaga Samgae. Do Chi mengartikan bahwa Tuan Gong sudah menerima Tae Won, karena selama ini ia sendiri tidak pernah diberi tanggung jawab seperti itu.


(Adegan lucu: Saat Do Chi membawa Tae Won ke Sosoru, pemuda itu memasang wajah bengong, seperti tidak tahu. Padahal,,,,, saya yakin kalau Tae Won sebenarnya sangat akrab dengan Bar Kisaeng itu....he,he,he. Kita lihat saja pada episode-episode berikutnya nanti pemirsa...............!)

Pada saat yang sama, Ok Nyeo diminta menukar seorang tahanan dengan orang lain. Tidak disangka kalau wanita pengganti tahanan tersebut adalah ibu Ggaedong, wanita yang dulu membantu kelahiran Ok Nyeo. Alhasil.... Ok Nyeo akhirnya tahu bahwa ibunya sebenarnya bukanlah seorang tahanan Jeonokseo, dan ibunya sebenarnya ditemukan Bendahara Ji pingsan di depan Ok Nyeo.


Fakta:
Selama ini, Ok Nyeo hanya tahu bahwa ibunya adalah seorang tahanan yang meninggal setelah melahirkannya. Bendahara Ji merahasiakan kebenarannya selama ini.

Sambil menangis, Ok Nyeo membangunkan Bendahara Ji dan mendesaknya untuk menceritakan kebenarannya. Karena tidak bisa mengelak lagi, akhirnya pria tua itu menceritakan yang sesungguhnya. Ia juga memberikan sepasang cincin giok yang dulu ditinggalkan si ibu. (Namun, Bendahara Ji masih merahasiakan perihal jepit rambut yang ditinggalkan ibu Ok Nyeo).

Ok Nyeo benar-benar syok dan berduka mendengar kenyataan bahwa ibunya ternyata ditikam seseorang dan pingsan di depan Jeonokseo. Ia juga sangat sedih mengetahui bahwa tidak ada makam ibu yang bisa ia datangi, karena ibunya tidak dikubur. Berbekal sepasang cincin giok tersebut, ia mulai bertekad untuk mencari identitasnya.  

Scene berikutnya...........

Tae Won dan Do Chi mulai bekerja di Dermaga Samgae. Ia mendapatkan informasi dari Do Chi tentang peluang penghasilan yang bisa mereka dapatkan dari aktivitas bongkar-muat di dermaga tersebut. Namun,,,, sepertinya Tae Won punya rencana sendiri.... “Itu tidak cukup untuk membeli minuman di Sosoru, bukan? Tunggu saja, aku akan membuatmu kaya,” ungkapnya kepada Do Chi, dan Do Chi hanya bengong tak mengerti.


Entah apa yang direncanakan Tae Won. Suatu hari ia menemui Hwang Gyo Ha (diperankan oleh Oh Na Ra). Gyo Ha adalah pemimpin di Sosoru. (Nah....... benarkan.... Tae Won tidak asing dengan Sosoru?) Pemuda itu meminta Gyo Ha membantu mempertemukannya dengan Oh Dal Joong, seorang pejabat di Divisi Kebijakan Harga. Ia meminta bertemu Oh Dal Joong. Entah apa yang dikatakannya, namun pejabat tersebut justru marah dan menampar Tae Won.... he,he,he.... kasian banget bro....

Malam itu...........

Dalam rangka memperingati hari Ke-5 bulan Mei, Raja mengirimkan makanan ke Jeonokseo. Maklum, selama ini para tahanan hanya mendapatkan ransum alakadarnya dan pas-pasan. Makanan yang dikirim raja memberikan kebahagiaan bagi semuanya. Seperti biasa, Ok Nyeo mengantarkan makanan ke setiap sel...
Entah kenapa, perhatiannya tertuju pada sebuah ruangan yang selama ini belum pernah ia masuki. Bahkan, Bendahara Ji, ayah angkatnya, juga tidak tahu itu ruangan apa. Ia penasaran karena melihat kunci ruangan itu terbuka. Perlahan, ia masuk dan sangat terkejut karena menemukan ternyata di sana terdapat sel bawah tanah.


Semakin penasaran..........

Ok Nyeo masuk secara perlahan-lahan. Ia menelusuri lorong panjang yang gelap dan lembab. Berbekal sebuah lampu kecil, ia terus masuk. Ok Nyeo benar-benar kaget karena di dalam sel bawah tanah ternyata terdapat seorang pria tua yang sedang mengerang kesakitan. Rambutnya awut-awutan, dan wajahnya nyaris tidak terlihat. 

Melihat pria itu kesakitan, Ok Nyeo tidak berfikir panjang. Ia berlari ke atas dan menuju dapur penjara. Ia mengambil air panas dan garam, dan kemudian kembali ke sel bawah tanah. Ia hanya berfikir, air hangat dan garam akan membuat tahanan tersebut muntah, sehingga ia akan merasa lebih baik. Dan benar saja,,,, setelah memberikan air dan garam beberapa kali secara bergantian, akhirnya pria tua itu muntah.


Esok harinya....

Ok Nyeo melihat Ketua Jung Dae Shik dan Opsir Lee masuk ke ruang rahasia tersebut. Ia mendengar percakapan mereka, bahwa pria tua di sel bawah tanah tersebut bernama Park Tae Soo (diperankan oleh Jun Kwang Ryul), dan telah ditahan selama 20 tahun, sejak tahun 1534. Di dorong rasa penasaran, Ok Nyeo ingin tahu lebih lanjut siapa tahanan tersebut sebenarnya.

Malam harinya, ia menyelinap ke perpustakaan Jeonokseo untuk melihat arsip tentang setiap tahanan. Ia menemukan bahwa Park Tae Soo adalah seorang mata-mata. Esok harinya, ia bertanya kepada gurunya Lee Ji Ham tentang apa itu mata-mata. Sebuah rencana muncul di benaknya


Gadis muda yang cerdas dan licik ini berniat untuk mencuri kunci ruang rahasia itu dari Opsir Lee. (Aha..... keahlian mencuri dari Chun Doong sepertinya sangat berguna di sini). Ok Nyeo pura-pura menabrak Opsir Lee (padahal sengaja.........he,he,he) dan berhasil mencuri kunci ruang rahasia tersebut. Kemudian, gadis itu meminta seorang tahanan untuk membuat duplikasi kunci tersebut. Selamat...

Berbekal kunci duplikat, Ok Nyeo kini bisa keluar-masuk sel bawah tanah secara bebas. Meski awalnya merasa takut dan pria tua itu mengusirnya, Ok Nyeo bertekad untuk meminta agar Park Tae Soo mengajarinya bela diri. (ha,ha,ha.... strategi ‘suap’ dengan makanan dan anggur beraspun ia jalankan). 

Park Tae Soo akhirnya bersedia untuk mengajari Ok Nyeo setelah ia mendengar kisah tentang kematian ibu Ok Nyeo di depan Jeonokseo. Ok Nyeo juga bercerita tentang cita-citanya untuk bekerja di Biro Kepolisian agar ia bisa menyingkap rahasia siapa ibunya, siapa ayahnya, mengapa ibunya ditikam, dan siapa yang menikamnya.


Park Tae Soo sebenarnya sudah merasa kalau hidupya sia-sia. Namun, Ok Nyeo telah membangkitkan semangatnya kembali. Daripada menjalani masa tua sia-sia, ia akan mengajari Ok Nyeo. Syaratnya, Ok Nyeo harus mencari tahu terlebih dahulu tentang nasib anak, menantu, dan cucunya setelah ia masuk ke Penjara Jeonokseo.

Sekali lagi, Chun Doong menjadi andalan Ok Nyeo untuk menyelidiki keluarga Park Tae Soo, khususnya keberadaan anaknya Park Jung Gook. Chun Doong berhasil, meski cerita yang ia dapatkan sangat menyedihkan. Putranya, Park Jung Gook, meninggal 1 tahun setelah Park Taeo Soo masuk ke Jeonokseo, dan menantunya bunuh diri setelah itu. Sementara itu, cucunya yang saat itu berusia 4 tahun menjadi budak, dan Chun Doong belum menemukan keberadaannya.

Scene berikutnya.....

Entah apa yang ada di fikiran Jung Dae Shik... Ia mengatur strategi untuk ‘menjilat’ pada Tuan Yoon. Mungkin tujuannya adalah untuk mengabadikan posisinya sebagai Kepala Jeonokseo. Ia mengadakan pertemuan dengan Tuan Yoon di Sosoru dan memberinya hadiah. Namun, karena hadiah itu dirasa belum cukup, Tuan Yoon tidak memberikan reaksi yang memuaskan.


Jung Dae Shik akhirnya memutuskan untuk menceritakan tentang rahasia di sel bawah tanah Jeonokseo. Tuan Yoon sangat kaget mendengar kalau di sana Park Tae Soo. Menurut sepengetahuannya, pria itu telah dieksekusi 20 tahun lalu dengan tuduhan pengkhianatan. Entah siapa yang membuatnya tidak di-eksekusi....? Ia pun mengunjungi Park Tae Soo di sel bawah tanah. Aroma permusuhan terlihat sangat jelas di antara keduanya. 

Rahasia tentang siapa yang mencegah eksekusi Park Tae Soo akhirnya terungkap...

Tuan Yoon menemui Ibu Suri dan menceritakan tentang Park Tae Soo. Ia meminta agar pria tua itu dieksekusi segera karena dapat menimbulkan permasalahan di masa mendatang. Reaksi Ibu Suri sangat tidak bisa diperkirakan. Ia justru marah dan mengancam Tuan Yoon, jika sesuatu terjadi pada Park Tae Soo, maka Tuan Yoon adalah orang pertama yang akan ia tuduh. 

Ternyata, Ibu Suri-lah yang mencegah eksekusi Park Tae Soo. Entah kenapa, tiba-tiba Ibu Suri mengunjungi sel bawah tanah tersebut. Namun, ia tidak menemui Park Tae Soo secara langsung, apalagi berbicara. Setelah mengamati sejenak dari jauh, ia pun pergi..


Scene terakhir...

Meski bersedih mendengar hasil penemuan Ok Nyeo tentang anak, menantu, dan cucunya, Park Tae Soo menepati janjinya untuk mengajari Ok Nyeo. Ia mengajari gadis itu Bahasa Ming, mengenali titik-titik serang pada tubuh, mengenali racun dan meramu racun sebagai salah satu senjata untuk menaklukkan musuh. Ia meminta Ok Nyeo melatih ototnya dengan menuruni Gunung Ming setiap hari dengan membawa beban pasir.

Ok Nyeo menjalaninya dengan tekun. Ia melatih otot naik-turun gunung sambil belajar dan mempraktekkan Bahasa Ming......


Trivia:

Saya sempat tertawa cekikian ketika menonton scene saat Ok Nyeo ingin bertanya kepada Lee Ji Ham tentang apa itu mata-mata. Dialognya kira-kira seperti ini:
Ok Nyeo: Guru, kudengar sidangmu sudah dekat
Lee Ji Ham: Mungkin aku akan bebas besok
Ok Nyeo: Apa gunanya bebas jika kamu akan kembali lagi ke sini...?
Lee Ji Ham: Kamu masuk toilet hari ini karena tahu besok kamu akan masuk toilet lagi

Ha.ha,ha.... tidak salah kan kalau saya mengatakan Lee Ji Ham adalah tahanan tetap Jeonokseo? Ia akan masuk lagi tidak lama setelah ia keluar. Bukan karena melakukan kejahatan, tapi karena hal-hal kecil yang aneh....

Closing:

Nah... setelah menonton episode 3, saya merasa kalau drama Korea The Fower in Prison semakin menarik. Selain 3 pertanyaan pada Episode 2, pertanyaan yang masih mengganjal bagi saya di episode ini adalah:

  1. Bagaimana kelanjutannya? Apakah Ok Nyeo akan lolos seleksi di Biro Kepolisian untuk mewujudkan cita-citanya?
  2. Apa yang terjadi antara Tuan Yoon dan Park Tae Soo di masa lalu?
  3. Mengapa Ibu Suri mencegah eksekusi Park Tae Soo? Apa hubungan keduanya?


Simak terus ceritanya pada Review Drama Korea the Flower in Prison Episode 4

No comments:

Post a Comment